Rabu, 13 Januari 2016

My Love Is Gone

*chapter 4*
Mereka pergi menggunakan motor menuju ke sebuah pantai, pantai yang sangat indah. "Apa kau pernah kesini?" Tanya Naruto. "Tidak. Sama sekali aku tidak pernah kesini sebelumnya. Indah sekalii" "Apa kau ini anak rumahan? Kesini saja tidak pernah" "Bukan begitu. Aku tidak ada waktu untuk jalan2 atau bersantai sepertimu" "Kesinilah jika kau ada waktu. Walau sendiri tidak masalah asal kau ada waktu untuk kesini" "Haruskah?" "Tentu saja harus. Karna disini tempat kau bisa mengeluarkan keluh kesah dan kesedihanmu. Ayo kesini ikut aku!" ajak Naruto. Mereka menuju sebuah batu yang sangat besar. "Wooow bagaimana bsa kau menemukan tempat sebagus ini, kita bsa melihat semuanya dari sini" "Apa kau senang?" "Emm aku sangat senang sekalii" 'bagus, teruslah tersenyum seperti itu senyum yang akan aku rindukan nanti' kata Naruto dalam hati. Merekapun bersenang senang, bercanda dan tertawa bersama sampai petang. Dirumah Tenten. "Terimakasih untuk hari ini" kata Tenten dengan tersenyum. "Sama2 aku senang melihat mu bahagia seperti ini, teruslah tersenyum oke? Aku pergi" "Sampai jumpa besok yaaa?" Teriak Tenten! Naruto tiba dirumah. Ia mengenali sebuah motor yang terparkir didepan rumahnya "Hey apa kau sudah lama?" "Lebih lama dari yang kau bayangkan" Mereka berdua tertawa bersama. Naruto menghampiri pemuda yang sudah menunggunya itu. "Ayo masuk" ajak Naruto. Didalam kamar, "Apa kau tadi menemuinya?" "Iya, aku membawanya kepantai itu" "Pasti menyenangkan ya?" "Tentu saja, lain kali kita akan pergi bersama. Akan aku kenalkan kau sebagai sahabatku. Dia kan juga temanmu" "Baiklah, terserah kau saja" jawab pemuda yang adalah Sasuke itu. "Sas.." "Hmm" "Aku ingin memberitahunya" "Apa kau yakin? Sebaiknya jangan, apa kau tau? Aku rasa dia menyukaimu" "Ba..bagaimana bisa dia menyukaiku?" "Dia selalu memandang keluar jendela. Dia seperti tidak sabar menunggu jam pulang sekolah, dan kau tahu? Dia berlari paling depan saat bel pulang telah berbunyi, padahal sebelum ia mengenalmu dia selalu pulang belakangan" "Benarkah seperti itu?" "Jika kau bilang padanya sekarang, kau akan tambah menghancurkan lagi hatinya" "Aku hanya takut, aku takut tidak sempat memberitahunya. Aku takut jika aku pergi nanti aku tidak tenang" "Terserah kau saja lah. Aku tau kau akan sembuh! Dan kau akan hidup bahagia bersama Tenten! Aku pergi dulu!" Sasuke pun pergi meninggalkan Naruto yang bingung dan gelisah itu. Hari2 pun berlalu. Tenten dan Naruto semakin dekat. Dekat sebagai teman. Tapi lebih dari itu keduanya diam2 mencintai satu sama lain. Dibelakang sekolah, "Hey, aku ingin berbicara sesuatu kepadamu" Kata Naruto. "Apa itu?" "Aku akan beritahu namaku" kata Naruto. "Benarkah? Kalau begitu aku juga" Kata Tenten sambil tersenyum bahagia. "Tidak usah, karna aku sudah tau namamu Tenten" Tenten kaget dan langsung bertanya. "Ba..Bagaimana kau tau namaku?" "Sebenarnya namaku adalah Naruto.." "Naruto?" "Apa kau tidak ingat?" "Tunggu! Ka..kau a..anak ituu??? Anak yang 3 tahun lalu...???" "Iya Tenten. Aku dia! Maafkan aku, maafkan aku selama ini, selama 3 tahun ini aku bersembunyi darimu. Sembunyi dari kenyataan bahwa akulah yang menyebabkan kedua orangtua mu meninggal!!" "Hentikaaaannn!!!" Teriak Tenten tidak mau mendengar. "Kau bohong kan? Kau bukan anak itu! Kalau kau anak itu kenapa kau sekarang datang padaku?" Tanya Tenten sambil menangis. "Aku merasa bersalah padamu, aku tidak tahan melihatmu setelah 3 tahun lalu selalu menyendiri dan tidak ingin berteman dengan siapapun karna aku! Selama 3 tahun ini aku diam2 mengawasimu" "Aku bahkan tidak mau tau lagi dengan masalaluku! Aku sudah cukup menderita selama ini, kenapa kau beritahu aku sekarang??" Sambil menangis dan memukul mukul dada Naruto. "Maafkan aku Tenten" Tenten pun menangis dan merutuk Naruto. "Aku membenci mu!!!! Kau tau? Selama ini aku menyukaimu! Aku kira kita sama, jadi aku tidak peduli siapa namamu dan kau tinggal dimana!! Tapi sekarang hati ku sangat hancur, hancur dari sebelumnya!! Ka kau.." Plakk!!! Ayunan tangan Tenten menghampiri pipi Naruto. Sungguh! Kenyataan itu terlalu sakit untuk Tenten terima. Ia pergi dan Naruto tidak menghentikannya. Naruto menundukkan kepalanya setelah melihat Tenten hilang dari pandangannya. Dua hari setelah kejadian itu, Tenten tidak datang lagi ke belakang sekolah. Padahal ada seseorang menunggunya disana dia adalah Naruto. Naruto dengan wajah pucatnya menanti dan terus menanti. Tapi, Tenten tidak pernah datang lagi. Seminggupun berlalu. Tenten tetap seperti biasanya duduk dan terus saja melamun melihat keluar jendela kelasnya. Matanya tertuju pada sosok yang ia kenali sosok itu adalah Naruto. Naruto melambaikan tangan ke arahnya dan tersenyum lebar. Tenten membuang muka, walau dalam hatinya ia ingin terus melihat Naruto. Ketika ia mencuri curi pandang lagi keluar jendela Naruto sudah tidak ada 'kemana dia?' Matanya mencari cari sosok Naruto yang ia cintai tersebut. "Tenten! Duduklah! Kau aneh sekali." Kata bu Tsunade. "Hari ini kita ada berita duka.." Bu Tsunade melanjutkan, "Kepala sekolah tepatnya tadi malam telah kehilangan anak semata wayangnya Nayira Elruto. Kita berdoa semoga anak beliau diterima disisi Tuhan yang maha esa, berdoa mulai" Tenten yang tidak tau bahwa nama lengkap Naruto adalah Nayira Elruto dan dia adalah anak dari kepala sekolah pun hanya ikut mendoakan saja dan tidak tau apa2. Dia sadar Sasuke yang duduk disampingnya pun tidak masuk sekolah hari ini. 'Ada sesuatu yang mengganjal, mengapa perasaan ku tidak enak hari ini'. Sekolah dipulangkan lebih cepat. Tenten berjalan menyusuri halaman sekolah ia berhenti sebentar berbelok ke arah belakang sekolah. Ia tidak tau berharap bertemu Naruto atau tidak tapi yang jelas ia tidak ragu untuk pergi kesana. Ia memandang kursi yang selalu ia duduki bersama Naruto. Ia mulai menghampiri kursi itu dan duduk sendiri. Satu jam dua jam disana ia masih tidak beranjak. Tiba2 ada suara mengagetkan lamunannya memanggil. "TENTEN!!".. *To Be Continued*

Bonus. Pic from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar