Kamis, 01 September 2016

Cinta Yang Kreatif : Chapter 1

Setiap manusia pasti butuh cinta. Cinta kepada orangtua maupun pasangannya. Siapa sih manusia di dunia ini yang tidak butuh cinta? Hanya orang gila kan? Tetapi, wanita yang satu ini tidak gila. Ia hanya gila pada pekerjaannya dan menomor sekiankan masalah cinta. Baginya cinta hanya sebuah rasa yang tidak berpengaruh dalam hidupnya, yang hanya merugikan dirinya. Ia adalah Tenten tanpa marga dan dia tidak butuh CINTA.
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NaruTen
Author : Nona Romes
Genre : Romance dan Sedikit Humor
Warning : Typo, Bahasa yang kurang jelas *menurut saya* , alurnya juga, OOC
Chapter 1
Malam semakin larut, orang-orang mulai bersantai maupun beristirahat di rumah guna merenggangkan otot tubuh yang seharian ini lelah karena bekerja. Disebuah ruangan gedung bertingkat banyak, yang di depan pintu masuknya bertuliskan NoteBTV, seorang wanita bernama Tenten sedang asik-asiknya menikmati secangkir kopi sambil sesekali menatap layar computer dan mengutak atik sesuatu yang sepertinya adalah dokumen-dokumen penting. Disaat oranglain tidur dengan nyenyak di rumah masing-masing, Tenten dengan semangat ala direktur Lee malah sibuk mengerjakan tugasnya dan memilih lembur semalaman ini padahal ketua timnya Kiba, sudah menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat di rumah tetapi dengan egoisnya Tenten menolak dan memilih untuk tetap berada di kantor ini sendiri.
“Dimana si bodoh itu menaruh scriptnya, sih? Dia itu bodoh atau benar-benar bodoh!” omel Tenten yang pada dasarnya suka mencaci maki rekan kerjanya yang bernama Shikamaru itu.
Si bodoh yang dimaksud sepertinya sempat terbangun dari tidurnya lalu kembali tertidur dengan sangat pulasnya.
Sebenarnya, Tenten adalah wanita yang sangat lembut dan hampir tidak mempunyai dosa. Tapi semenjak ia bekerja sebagai salah satu staf di departemen kreatif sebuah stasiun televisi ternama, ia menjadi lebih bersemangat dari biasanya dan jika ada yang berbuat kesalahan atau membuatnya marah ia akan mengeluarkan cacian atau sumpah serapah kepada orang tersebut. Tenten sebenarnya hanya seorang staf biasa tetapi, ia adalah staf yang sangat berpengaruh bagi timnya. Bagi timnya, Tenten adalah queen of rating di NoteBTV. Ia akan membuat semua acara tv khususnya reality show, menjadi sangat di sukai karena kekreatifannya. Di tangannya, semua reality show mendapat rating tertinggi kedua. Yang pertama jangan ditanya, makanya sekarang ia sangat bekerja keras demi mendapat rating pertama. Semua ini terjadi hanya karena orang itu.
“Aaah, lelah. Sebaiknya aku pulang.” Kata Tenten lalu mengambil tas dan jaket serta mematikan lampu kemudian turun ke bawah. Karena Tenten kali ini tidak membawa mobil, dia putuskan untuk berjalan kaki saja.
“Sebaiknya aku bergegas sebelum ada penjahat yang mengekoriku seperti kemarin”
Flashback
Tenten POV
Aku memandang kesekeliling. Celingak celinguk seperti orang yang tidak tau jalan. Kali ini perasaanku tidak enak, seperti ada yang mengikutiku dari belakang. Aku sekarang sedang berjalan kaki, karena mobil sialan ku tengah rusak dan aku harus membawanya ke bengkel. Dan di sinilah aku untuk beberapa hari ke depan di tengah jalan sepi menuju apartemen kecil ku. Aku lalu mempercepat laju jalanku tiba-tiba,
“Berhenti!” aku tecekat. Ya Tuhan siapa orang gila yang telah menyuruhku berhenti malam-malam begini? Padahal aku ingin sekali lari tapi suara baritone dari orang tersebut sudah menghipnotisku untuk tetap berhenti.
“Kau mau kemana, hah?” Tanya orang itu. Apa-apaan ini? Beraninya dia memegang pundak ku? Dari suaranya aku tau dia ini laki-laki dan aku benar-benar marah sekarang. Karena dia sudah berani-beraninya memegangku, terlebih dia ini adalah laki-laki, aku beranikan diri untuk berbalik dan menendang bagian terlarang dari dirinya. Dia kemudian mengaduh kesakitan. Aku lalu ingin berbalik pergi tapi aku sempatkan untuk melirik wajahnya yang sepertinya aku kenal sekali dengan orang ini. Walau dia memakai topi hitam dan memang keadaan disekitar gelap karena lampu jalan sedang mati, aku sangat mengenalinya.
“Hah, rasakan! Ternyata ini dirimu, Naruto si brengsek dari tv sebelah.” Aku yang memang sangat membenci orang ini langsung saja nyerocos tanpa mempedulikan dirinya yang sedang terbaring kesakitan, aku tidak peduli.
“Tidak bisakah kau lembut sedikit wanita cepol dua?” Naruto kemudian bangkit berdiri sambil memegang sesekali daerah yang sudah aku tendang tadi. Aku lalu memalingkan wajah.
“Ih memalukan!” Gumamku.
“Apa katamu?” Tanya Naruto.
“Tidak ada kok. Sudah ah, aku mau pulang lagian kita kan bukan teman. Aku malas ngomong sama kamu” Aku lalu meninggalkannya, tidak disangka ternyata dia masih saja mengikutiku.
“Hei..hei! jangan mengikutiku” Bentakku sambil menatap ke arahnya yang ternyata sudah berada disampingku.
“GeEr! siapa juga yang mengikutimu? Kau lupa ya, rumah kitakan bersebelahan?” Elak Naruto yang pada dasarnya memang begitu.
“A-aku tidak lupa, kok. Siapa suruh kau tadi mengagetkanku. Seperti penjahat saja. Huh, Menyebalkan” Aku lalu menggembungkan pipi ku pertanda bahwa aku sangat kesal kepadanya. Dapatku lihat ia melirikku. Buru-buru aku kembali ke mode ‘biasa saja’.
“Kau saja yang terlalu parno. Eh lupa, kita kan bukan teman seharusnya tidak berjalan berdampingan begini. Bukan begitu cepol dua?” Kurang ajar memang laki-laki ini. berani-beraninya ia mengulang kata-kataku tadi yang menyebut bahwa kami ini bukan teman. Melihatnya lari dan dia menyebutku cepol lagi, akupun berteriak padanya.
“Heeeeeeeiiiii jangan memanggil ku begituu, dasar nanas!” omelku padanya. Terjadilah acara kejar-kejaran sampai di depan pintu apartemen masing-masing. Berakhir dengan aku memukulinya bertubi-tubi. Aku hendak masuk setelah membuka kode apartemenku, tapi Naruto menghentikanku.
“O.Iya.........” Naruto menoleh padaku “Selamat malam cepol!” Ucap naruto tersenyum. Akupun membalasnya.
“Selamat malam juga, nanas”.
Flashback End.
Dipikir-pikir lagi, memang begitulah kami. Kadang jadi musuh, kadang jadi teman, yaah walau kebanyakan musuhannya sih. Tetapi aku tidak mempermasalahkannya selama aku masih baik-baik saja dan aku tidak jatuh cinta padanya.Cinta, Aku malas memikirkan cinta, terlebih dengan si Naruto itu. Aku tidak pernah berpikir sampai kesitu. Naruto adalah saingan kerjaku. Dia juga merupakan salah satu staf dari tim kreatif sama sepertiku tapi bedanya, dia bekerja di stasiun tv sebelah yaitu, ABCtv. Aku kenal dengannya sebelum aku bekerja pada NoteBTV. Mungkin sudah hampir 7 tahun aku mengenalnya. Jika aku ceritakan lebih detil mungkin aku tidak akan sampai-sampai di rumahku. Naruto itu penuh misteri. Walau aku mengenalnya selama 7 tahun, tapi aku tidak terlalu mengenal banyak tentangnya. Yang aku sangat kenali dari dirinya adalah suaranya sangat berisik lebih dari suara perempuan, apalagi jika sedang bertengkar denganku lebih tepatnya selalu menjawab omonganku. Gara-gara dirinya dengan sejuta omongannya, aku sekarang harus bekerja dengan sangat keras.
Seminggu yang lalu dia menantangku untuk membuat sebuah reality show dengan kreatifitas masing-masing di TV masing-masing. Aku tentunya sangat bodoh karena mau menyanggupi tantangannya ini, padahal aku tau bahwa dia adalah orang yang membuat semua reality show di ABCtv meraih rating tertinggi bahkan mengalahkan acara-acara di stasiun Tv kami. Dia berkata, jika aku bisa melampaui rating yang di raih reality shownya, aku boleh meminta apa saja yang aku inginkan termasuk menyuruhnya untuk menghilang dari pandanganku agar dia tetap diam dan tidak menggangguku lagi atau aku minta saja dia berhenti menjadi tim kreatif di Tvnya itu. Begitu pula sebaliknya jika Naruto yang menang, dia boleh minta apa saja yang dia inginkan. Si nanas itu bukan, si penjahat itu bukan, lebih tepatnya si brengsek itu tidak akan menang kali ini. Tidak akan.
Tidak terasa efek dari lamunanku tadi mengantarku cepat sampai di rumah. Aku lalu masuk ke dalam dan langsung berjalan menuju lift. Sambil menunggu liftnya terbuka, aku sempatkan meraih handphone guna melihat pukul berapa sekarang. Ternyata pukul 1 pagi. ‘tidak terasa’ batinku.
Ting!
Lift terbuka. Aku hendak masuk, tetapi suatu hal menghentikanku. Di depanku, aku melihat sosok yang sangat aku kenali terkapar tak berdaya dan aku melihat genangan merah di lantai lift. Lidah ku kelu, ingin sekali aku berteriak. Aku ketakutan, badan ku gemetaran. ‘Apa yang harus ku lakukan?’ teriakku dalam hati. Aku panic, kemudian aku melangkah mundur ingin berlari meminta pertolongan, tetapi aku malah menabrak seseorang. Aku jatuh kemudian orang itu mengulurkan tangannya padaku. Aku hendak membalas uluran tangan orang itu tetapi betapa terkejutnya aku di tangannya penuh dengan cairan merah sama seperti yang ada di lantai lift itu. Dengan sisa keberanian yang aku punya, aku coba untuk melihat siapa orang yang ku duga sebagai penjahat sekaligus pembunuh sosok yang ada di dalam lift. Betapa terkejutnya aku lebih dari sebelumnya karena orang ini adalah,
“Naruto?”

To Be Continue..



Bonus. Gif from google