Kamis, 14 Januari 2016

My Love Is Gone

*chapter 5*

"TENTEN..!!"

"Sasuke?? Kenapa kau ada disini?" Tanya
Tenten heran.

"Kemana saja kau? Aku mencarimu kemana - mana dan kau ada disini??" Dengan nada suara yang agak tinggi.

"A..ada apa kau mencariku?" Dengan ngos - ngosan dan mata yang merah Sasuke menyodorkan sebuah kertas.

"Ini. Ambillah!"

"Apa ini?" Tenten megambil dan mulai membuka kertas yang adalah surat tersebut lalu membacanya.

'Dear Tenten..
Bagaimana keadaanmu? Aku sangat mengkhawatirkan dan merindukanmu. Sampai - sampai aku lupa bagaimana wajah cantikmu itu. Hehe
Tenten, setelah menerima surat ini tersenyumlah dan jangan menangis untukku. Aku tau berat bagimu tau bahwa aku yang menyebakan orangtuamu meninggal. Tapi, aku mohon maafkan aku. Tenten, sebenarnya aku juga mencintaimu sama seperti kau mencintaiku tapi aku sadar hidupku cuma sebentar...'

Glek!

Tenten menelan ludahnya ia takut jika meneruskan membaca surat itu ia akan menemukan hal yang selama ini tidak ia inginkan

"Teruslah membaca!" kata Sasuke meyakinkan. Dengan tangan yang gemetar Tenten terpaksa melanjutkan.

'...Setelah kau membaca surat ini aku sudah tidak ada didunia ini lagi...'

Tiba - tiba airmata membasahi pipi Tenten.

'..Maafkan aku terlalu cepat meninggalkanmu, tapi aku tidak benar - benar meninggalkanmu. Aku akan terus mengawasimu dari dunia yang berbeda jadi jangan nakal ya?
Tenten, kepergianku bukan akhir dari hidupmu. Aku mohon kau keluarlah dari dunia penyendirimu itu. Bertemanlah dengan semua orang. Mulai lah mengenal dan mencintai seseorang. Aku telah meminta pada Sasuke, sahabatku untuk menjagamu. Menurutlah padanya maka dia akan membantu dan menjagamu.
Oh ya, kau tidak tau kan bahwa aku adalah anak dari kepala sekolahmu? Aku minta maaf tidak memberitaumu sebelumnya. Temanilah mereka Tenten, apalagi ibuku! Aku takut kalian berdua kesepian jadi aku pertemukan kalian. Ibu dan ayah sangat baik walau ibu sedikit cerewet tentang makanan. jadilah anak mereka. Aku sudah menitipkanmu pada orangtuaku. Panggillah mereka ayah dan ibu. Aku juga ada sedikit tabungan untukmu yang aku titipkan pada ibu. Kau juga setelah lulus nanti lakukan apa yang kau mau. Kuliah atau bekerja. Aku hanya meminta sedikit bantuan, Bolehkan? Bantulah aku agar aku tenang dialam sana, dengan cara kau hiduplah bahagia bersama orang - orang yang kau sayangi. Bertemanlah sebanyak mungkin. Terimakasih sudah menemaniku selama ini, terimakasih sudah mencintaiku. Aku sangat bahagia Tenten. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang. Aku mencintaimu dan akan slalu begitu. Aku pergi. :)'

Air mata Tenten jatuh bercucuran. Ia sudah tidak tahan ingin menangis. 'kata - kata yang selalu ia ucapkan diakhir saat dia pulang, ternyata kata itupula yang ia katakan saat ia benar - benar pergi dari sisiku. Naruto'.

"Kau tau? Semua ini bukan keinginannya. Dan kecelakaan itu juga bukan keinginannya. Tiga tahun ini dia selalu melindungimu, memperhatikanmu. Sampai akhirnya dia beranikan diri untuk muncul dihadapanmu. Sudahlah jangan menangis. Ayo kita pergi melihatnya"

Tenten yang sedari tadi hanya menangis mengikuti Sasuke menuju sebuah makam.
Makam yang sudah terlihat sepi. Tenten menangis sejadi jadinya dimakam Naruto. Ia tidak tau harus bicara apa dan melakukan apa.

"Dia anak yang baik bukan? Maafkan dia karna tiga tahun lalu. Dulu ia juga masih kelas 3 SMP seumur mu. Dia pergi dari rumah karna aku dan ayahnya bertengkar dan hampir bercerai. Ia mengendarai motornya sangat laju lalu tergelincir ketengah jalan. Orangtuamu juga saat itu berada dijalan yang sama. Ayahmu menghindari Naruto yang tergeletak ditengah jalan dan menabrak keluar jembatan lalu jatuh kedalam sungai" Jelas Kushina. Tenten hanya bisa mendengarkan.

"Ia dulu anak yang sangat nakal, sampai akhirnya ia sadar akan suatu hal. Dia mulai berubah. Aku dan ayahnya juga sampai saat ini masih bersama karena dia. Banyak hal yang ia ubah untuknya atau untuk oranglain. Dia juga berhenti sekolah saat itu. Katanya karna ingin mengawasi dan melindungimu. Ia berubah menjadi anak yang dewasa bukan hanya fisiknya tapi pikiranya juga, jadi kami turuti apa kemauannya." Tenten masih meneteskan airmata.

"Sampai akhirnya penyakit itu datang satu tahun setelah kecelakaan itu. Penyakit itu merenggut nyawanya. Mungkin ini semua balasan dari Tuhan. Kami pikir begitu, tapi Naruto, dia tidak berpikir demikian. Ini semua Takdir bukan balasan atau karma dari Tuhan atas apa yang telah ia lakukan. Begitu katanya.
Tenten, dia sangat menyayangi dan mencintaimu tinggallah bersama kami. Panggil aku ibu aku akan menyayangi mu seperti aku menyayangi Naruto. Dia akan tetap ada dihati kita, percayalah!" Tenten lalu memeluk Kushina.

"Ibuuu..."

Mereka berdua pun menangis disaksikan oleh Sasuke dan Minato.
.
.
Sebulan setelah kepergian Naruto, Tenten menjalani hidupnya dengan sedikit berbeda. Ia sudah tidak menyendiri lagi dan sudah mempunyai teman. Ia juga sudah pindah dan tinggal bersama kedua orangtua Naruto. Dia sangat bahagia dengan orang - orang disekitarnya.

"Ten, duluan yaaah?" Kata Sakura.

"Iyaa, sampai ketemu besok"

"Ten aku juga duluan, biasaa jemputaan" kata Temari juga.

"Hehe oke, jangan lupa bawa buku bahasa jepangku besok!"

"Iyaaa tenang sajaaaa. Daagh".

Semua orang sudah pulang tinggallah Tenten dan Sasuke saja yang berada dikelas.

"Ehm ikut aku yukk!"

"Kemana?"

"Ada deeeeeh" Sasuke menarik tangan Tenten.

"Iih sebentaar"
.
.
Mereka sampai disebuah pantai, pantai yang dulu ia dan Naruto sering kunjungi. Ia ingat saat Naruto pertama kali memeluknya disini, ia ingat saat Naruto berkata ia senang mempunyai teman seperti Tenten dan ingin terus bersamanya.

"Wooii melamun ajaa, ayoo kesini!" ajak
Sasuke. 'dia benar2 mirip Naruto' batin Tenten sambil tersenyum.

"Waaaah indaaaaah" kata Tenten.

"Iya seindah kamu" timpal Sasuke.

"Dasarr! Sejak kapan kau jadi tukang gombal begini?"

"Heheeeee.. Ehm Tenten??"

"Iya Sasuke?"

"Mau jadi pacarku?" Tenten tersenyum dan menoleh ke arah Sasuke.

"Kita jalani saja dulu, lagipula kita tidak tau kan kedepannya bagaimana. Jadi tetaplah seperti ini. Disisiku!"

"Baiklah kalau begitu. Berarti aku anggap jawabanmu iya" Mereka berduapun saling pandang dan tertawa lalu memandang lautan biru yang indah nan mempesona.

'Naruto aku akan jalani hidupku sebahagia mungkin, mencintai dan dicintai aku akan hargai itu. Kita tidak tau bagaimana masa depan kita nanti kan? Jadi aku hanya ingin menjalani masa depan yang bahagia bersama siapapun itu. Mungkin dengan laki - laki yang berada disampingku ini aku juga tidak tau. Yang aku tau aku sangat bahagia sekarang.
I Love you and I always remember you. Thank you, Naruto'.
TheEnd


Bonus. Pic from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar