Kamis, 26 Agustus 2021

Cinta Yang Kreatif : Chapter 8

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.

Tenten bersiap, karena syuting akhirnya akan dimulai. Tenten harus ikut turun tangan kali ini karena ia ditugaskan untuk membantu produser pengganti Chouji. Dia hampir saja pingsan saat Lee mengatakan Tenten akan menggantikan Chouji sementara waktu, karena akhirnya produser lain bisa menghandle acara ini bersamanya. Minggu ini ia disibukkan dengan ikut sedikit pelatihan serta bekerja sama dengan produser acaranya. Misalnya saja membuat internal memo untuk para kru, mensuvervisi naskah, membuat preview materi,ikut produser dalam mengarahkan set dll sampai produksi pada saat sekarangpun ia ikut. Sungguh, minggu ini ia tidak pernah istirahat. Pulang ke rumah kadang hanya sebentar kemudian balik lagi, kadang ia juga tidur di kantor. Mungkin karena dia, ada seseorang yang galau sekarang. Mungkin saja.


Sebenarnya jadwal syuting harusnya jam 12 siang, tapi karena para bintang tamu banyak yang terlambat, terpaksa ditunda beberapa jam, belum lagi mereka bersiap-siap dan akhirnya baru dimulai sekarang. Program perdana Tenten harus dilalui dengan kejadian seperti ini, padahal dia tidak suka mengundur-undur waktu, karena dia memang orang yang sangat-sangat tepat waktu. Salahnya sendiri yang banyak memberi ide untuk mengundang beberapa artis lebih dari 10 orang, syukurnya acara ini tidak live, jadi ia masih bisa bernafas lega.


Para bintang tamu, yang terdiri dari beberapa idol dan beberapa lagi aktor/aktris film sekitar 15 orang, duduk sesuai nama yang tertera pada papan nama di samping kursi masing-masing. Musik mulai dimainkan. Dua orang pembawa acara laki-laki dan perempuan masuk, memperkenalkan diri setelah musik dihentikan. Kemudian pembawa acara mulai memperkenalkan bintang tamu satu persatu, tentunya dengan tingkah lucu para bintang tamu saat memperkenalkan diri termasuk para idol disuruh menyanyi atau menari. Setelah itu pembawa acara mulai menginterview acak para bintang tamu, membahas hal-hal/pengalaman memalukan dan menggelikan, pembawa acara juga dengan kocak berusaha untuk menguak jati diri para bintang tamu. Tenten tentunya ikut melihat dari balik layar dengan cemas, padahal dari tadi tidak terdapat kesalahan apapun malah berjalan lancar, harusnya ia tertawa saja karena acaranya lucu dan menyenangkan. Mungkin karena ini adalah tugas terjun ke lapangan perdananya, makanya ia sangat-sangat gugup sekarang.


Segmen pertama selesai. Program Tenten hanya memiliki dua segmen dengan durasi tayang seluruhnya 40 menit. Para selebriti yang berada di sana dipersilahkan istirahat sebelum memulai syuting untuk segmen kedua. Pada segmen kedua ini, para bintang tamu diminta untuk memainkan sebuah game. Pembawa acara akan memberikan pilihan kepada bintang tamu untuk menjawab sebuah pertanyaan dengan jujur, jika mereka tidak bisa menjawab pertanyaannya maka akan ada hukuman yang bisa mereka pilih. Hukumannya adalah memakan makanan fermentasi serta minuman pahit yang sehat yang sudah disediakan para kru. Segmen kedua dimainkan dengan sangat menyenangkan dan tentu saja penuh gelak tawa.


Akhirnya syuting berakhir dengan baik dan tanpa kesalahan.Tenten senang. Ia kemudian berterima kasih kepada pengisi acara yang sudah berpartisipasi, serta kru-kru yang ada disana tak luput dari ucapan terima kasihnya. Tapi pekerjaannya belum berakhir sampai di situ, ia harus berbicara secara pribadi kepada manager-manager dari pembawa acara, sekedar menyesuaikan jadwal para artis agar bisa membawakan acara lagi minggu depan. Esoknya ia harus membantu produser membuat materi hasil syuting dll. Hari-hari Tenten pasti sangat-sangat sibuk mulai dari sekarang.


Di lain sisi, lebih tepatnya di hari yang sama, di stasiun TV tempat Naruto bekerja, Naruto hanya berada di tempat duduknya saja, ia sekarang sedang membuat realisasi episode selama satu bulan dengan sangat fokus. Programnya sudah mulai syuting kemarin dan hari ini. Berbeda dengan Tenten yang selalu siap di tempat syuting, ia tidak terlibat langsung di lapangan. Naruto paling pergi hanya kalau diberi tugas di sana. Jika tidak, ia hanya mengerjakan pekerjaan lain di kantor tapi masih berkaitan dengan variety shownya. Konsep acaranya yaitu penonton akan dihibur dengan kekonyolan para member lawak kenamaan Jepang yang ditantang untuk menyelesaikan beberapa misi. Selain itu ada segmen dimana para member berburu makanan jepang, dan ditantang untuk memakan makanan dengan porsi jumbo, serta segmen kamera tersembunyi yang mengetes satu persatu reaksi para member dalam menghadapi situasi tertentu yang pastinya membuat penonton tertawa terbahak-bahak ketika menonton acara ini.Tentunya semua sudah dipersiapkan dengan baik dan matang tanpa hambatan.


Kenapa Naruto tidak ikut sibuk mengambil bagian langsung di lokasi syuting? Alasannya karena ia pernah dengan kurang ajar menolak  promosi yang diberikan bosnya 1 tahun yang lalu. Padahal ia ditawari menjadi executive produser, tentu saja itu kesempatannya untuk bisa naik tingkat tapi dengan bodohnya ia malah menolak. Bosnya tentu saja murka. Alasan Naruto menolak juga konyol, ia tidak bisa berbisnis. Jelas-jelas sekarang ia mempunyai bisnis sendiri. Tidak ada yang mengerti jalan pikiran anak itu. Mungkin bosnya ingin ia merefleksikan diri atau entahlah. Makanya sekarang Naruto hanya berkutat di dalam ruangan saja, antara ruang meeting dan di depan komputer.


Drrtt.drrrtt..

Ponsel Naruto bergetar.Menandakan ada sms masuk. Naruto kemudian menghentikan aktivitasnya dan membuka layar ponselnya.


*tayang hari Minggu jam 16.00*


Naruto menyunggingkan senyuman ‘jackpottt!!’ batinnya.


*thank you*


Balas Naruto kepada orang yang entah siapa.

Naruto pasti sangat puas akan hasilnya nanti. Dan dia yakin dia pasti menang melawan Tenten. “Persaingan ketat ya?” gumamnya lagi dengan masih menyunggingkan senyuman.

.

.

.

Hari penayangan.

Tim Naruto sedang menonton tayangan variety show mereka dengan sangat puas bersama. Naruto yang berada di kursi melakukan hal yang lain, yaitu menonton variety show Tenten menggunakan ponsel. Tentu saja ia lebih penasaran dengan ide serta konsep dari tim Tenten. “Lucu juga” gumam Naruto. Kadang ia tertawa sendiri, kadang tidak. Tapi ia lebih sering mendengar teman-temannya yang tertawa sekarang menonton variety show mereka. 50 menit sudah berlalu, tayangan variety show Tenten yang Naruto tonton sudah selesai. Ia kemudian menghampiri tempat teman-temannya menonton variety show mereka yang masih tayang 15 menit lagi kemudian ikut menonton.


Prok..prok..prok..


Tepuk tangan penghuni ruangan.Sekarang mereka sudah selesai menonton. Semua saling menunduk memberi hormat, tanda terimakasih mereka atas kerjasama tim yang menciptakan konsep semenarik ini.


“Selamat Naruto” ucap Sai menepuk pundaknya.


“Selamat juga untukmu Sai” katanya sambil tersenyum. Kemudian berkata pada timnya yang siap mendengarkan.


“Semua ini atas kerjasama kita baik dari tim kreatif atau tim produksi, kita patut berbangga karena dapat memberikan ide dan konsep seperti ini. Walaupun begitu, jangan berpuas hati dulu.Perjalanan kita masih panjang dan kita masih harus berbenah lagi. Semoga kita lebih semangat dalam mengembangkan bakat dengan memberi konsep dan ide yang lebih menarik lagi di masa depan. Semangatt!!” ucap Naruto pada timnya. Semua kemudian bertepuk tangan dengan bahagia. Mereka kemudian bersiap untuk mengikuti pertemuan rutin untuk membahas kembali persiapan untuk episode mendatang yang sudah Naruto buat sebelumnya bersama tim produksi.


Sedangkan di tempat sekarang Tenten berada, ia masih terlihat sibuk membuat salinan script untuk para kru yang membutuhkan. Dia masih tidak tenang sama sekali dari kemarin, kalau rating belum keluar rasanya ia belum bisa tenang. Tenten memang seperti ini, cemas berlebihan jika menyangkut pekerjaan. Apalagi jika pekerjaannya tidak selesai atau seperti sekarang ini dilanda penasaran. Ia terlalu takut kalau ratingnya di bawah variety show Naruto, ia memang menyukai tantangan tapi kalau kalah dari Naruto itu akan memalukan, terlebih taruhannya sangat menggiurkan. Walau dia belum dengan serius memikirkan apa yang ingin dimintanya pada Naruto, yang penting menang dulu pikirnya.


Beberapa hari lagi rating perminggu dirilis. Sebenarnya bukan itu yang Naruto dan Tenten tunggu. Tapi ulasan rating perbulan untuk semua variety show yang tayang di tv karena mereka berdua sepakat jika rating perbulan sudah keluar maka itu akan menentukan siapa pemenangnya dan yang pasti salah satu permintaan sudah siap dikabulkan, Jadi Naruto harus menunggu satu bulan lagi. Menunggu dia bakal didepak dari kehidupan Tenten selamanya atau harapannya yang akan terkabul. Kita lihat saja nanti.

.

.

.

Hari H Pengumuman Kemenangn


Tenten POV


Rating sudah keluar. Aku menunggunya sambil harap-harap cemas. Aku sekarang sedang berada di rumah, di depan komputerku. Hari ini aku berlibur sendiri, lebih tepatnya tidak bekerja karena sedang terserang flu. Walau begitu aku tetap menantikan dengan cemas hasil survey Nailsin Jepang, penyelenggara survey rating televisi pada bulan ini yang akan mengeluarkannya pada website resmi mereka. Dan di sinilah aku, bersiap di depan komputer, mengetikkan alamat website mereka, dan mengklik mousenya. Aku lihat sebentar, kemudian dengan yakin masuk websitenya. Setelah itu ada laman rating acara perbulan. Walau tidak siap, aku harus menekan enter. Klik!


Loading….


Rating Program TV Bulanan

01…………………….

02. Take The Challenge 6.7% - RinsTv

03. Tsuyoi Kokoro 5.5% - NoteTV

04……………………..

.     . .     . . .     . . . .

Aku diam membatu di depan computer untuk beberapa saat. Setelah itu berjalan dengan sangat lesu kembali ke tempat tidur, melemparkan tubuhku ke kasur, mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhku yang dingin bak mayat hidup lalu berteriak.


“aaaaaaaaaarrrrrgggghhhhh aku kalaaaaaaaaahhhh!!!”

.

.

.

Naruto POV


Aku memejamkan mataku sambil tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman. Akhirnya aku benar-benar bisa bernafas lega. Aku sudah melihat apa yang tertera di sana. Sekarang waktunya melancarkan aksiku yang selama ini selalu tertunda. Aku akan pergi sebentar, setelah itu satu minggu kemudian aku akan datang lagi menemui dirinya yang pasti sudah menunggu apa yang akan kuminta darinya hehe kau tunggu saja Tenten aku akan segera datang padamu sebentar lagi.


Normal POV


Kini Tenten sedang berada di depan kantor Naruto berharap ia ada di dalam sana. Ia bingung kenapa repot-repot datang ke sini. Padahal jarang-jarang ia bisa pulang secepat ini, seharusnya ia di rumah saja, melakukan aktivitas menyenangkan, misalnya menonton film atau memasak, tapi nyatanya dia berada di sini, mencari Naruto bukan hal yang biasa.


“Kemana sih anak itu! Dan kenapa aku repot-repot datang ke sini?” Rutuk Tenten.


“Tenten!!” panggil seseorang. Tenten kemudian menoleh. Orang itu menghampirinya.


“Ah, Temari-san???” ternyata yang memanggilnya adalah Temari.


“Ada apa kau ke sini??” Tanya Temari.


“Oh? Tidak ada aku hanya emm mencari Naruto” Jawab Tenten berharap kata katanya yang ‘mencari Naruto’ tidak keluar tapi sudah terlanjur ia katakan.


“Naruto? Ah Sayang sekali dia baru saja pergi” kata Temari menyesal.


“Oh begitukah?” Temari dapat melihat ada kekecewaan di sana. Kemudian dia iseng bertanya.


“Oya Tenten Aku mau tanya! Kau dan Naruto ada sesuatu yaa?”


“Hah? A-aku dan Na-naruto ada apa maksudmu? Kami tidak ada apa-apa” jawab Tenten terbata bata. Tidak biasanya dia salah tingkah seperti ini. Apalagi menyangkut Naruto.


“Beneran??? Bukannya kaauuuuu……”

“Aaah apasih temari-san kau salah paham. Hehe Sudahlah kalau begitu aku pergi yaa”


“Eh. Tunggu!” Tenten tidak menghiraukan panggilan Temari karena dia sangat gugup saat ini. Tenten juga heran mengapa dia segugup ini. Apakah takut dengan taruhan yang Naruto nanti minta atau karena keberaniannya datang mencari Naruto dan ketahuan oleh Temari? Ia sendiri sangat bingung saat ini. Tenten masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas pergi dari parkiran kantor Naruto. Temari hanya bengong melihat dari kejauhan. Saat itu Naruto keluar dari dalam kantor menghampiri Temari.


“Jahat sekali kau menyuruhku berbohong bilang bahwa kau sudah pulang. Ada apa sih antara kalian berdua?” Cecar Temari. Naruto hanya tersenyum dan tanpa menatap si penanya berkata.


“Lihat saja nanti” Jawab Naruto dengan ekspresi senang.


“Sudah yah aku pulang dulu. Oya arigatou bantuannya” lambai Naruto kepada Temari yang lagi-lagi bengong melihat tingkah sahabatnya itu.


“Ada gila-gilanya ni orang” Batin Temari kemudian kembali masuk ke dalam kantor.

.

.

.


Sudah satu minggu semenjak pengumuman rating TV perbulan diumumkan. Tapi Tenten masih tidak mengerti kemana Naruto pergi, apa dia melupakan taruhan itu? Seminggu ini dia tidak melihat Naruto, baik di apartemen atau dimanapun yang kira-kira Naruto berada. Tenten cemas, tentu saja. Karena ia tidak mau berhutang dan taruhan mereka menggantung begitu saja. Janji tetaplah janji kata Tenten.


“Baiklah!Semoga saja dia lupa!!”Rutuk Tenten kesal. Ia sekarang sedang menikmati waktu liburnya pada hari minggu. Ia menunggu Hinata datang, karena mereka sudah berjanji bertemu di di depan salah satu bioskop untuk nonton bersama.


“Tenteeeen!!!” Sang empunya nama menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Sambil melambai-lambaikan tangannya diantara dua pria. Tepat di sana, di samping Hinata, ia melihat seseorang yang hampir satu minggu ini tak pernah dilihatnya, Naruto. Tangannya Hinata gandeng.


“Tunggu! Kenapa Hinata bawa dua orang itu? Terlebih ada Naruto… Apa ini kencan buta? Atau double date? Tapi diantara kami tidak ada pasangan beneran, yang benar saja Hinata? Mending aku tidak datang tadi kalau begini” Omel Tenten dalam hati. Hinata melepaskan gandengannya dari Naruto kemudian berlari ke arah Tenten.


“Hheeeei! Hinata kau apa-apaan sih bawa mereka segala? Jangan bilang kau mau jodohkan aku ya dengan Sasuke” rutuk Tenten pada Hinata.


“Haha apa? Tidak mungkinlaaah” Hinata mengeles.


“Lalu kenapa kau membawa pria-pria itu?” Bisik Tenten pada Hinata karena beberapa detik lagi kedua pria yang dibicarakan akan segera sampai dihadapannya.


“Kau ikut saja katakuu” Kata Hinata sok menenangkan. Naruto dan Sasuke berhenti tepat di depan kedua wanita ini.


“Ayoo masuk!” Ajak Hinata sambil ia gandeng lengan Naruto dan Tenten. Sasuke membuntuti dari belakang. Sekarang mereka sudah berada di dalam bioskop. Hinata duduk di samping Naruto sedangkan Tenten dipaksa oleh Hinata duduk diantara Naruto dan Sasuke. Tenten menurut saja tidak mengerti padahal ia sendiri ingin didekat Hinata dan jauh dari Naruto. Tapi sepertinya keinginannya tidak didengar oleh Kami-sama. Terpaksa dia duduk saja. Film akhirnya dimulai. Diawali dengan suara nyanyian seorang wanita tua yang kedengarannya sangat seram. Ya! Saat ini mereka sedang menonton film horror. Tapi Tenten tidak bisa fokus karena ia terus memikirkan nasib apa yang akan menghampirinya nanti dan masih bingung dengan Naruto yang belum juga meminta apa apa padanya padahal Tenten sangat penasaran. Mereka berdua belum pernah berbicara sekalipun seminggu ini atau bertemu di apartemen. Tenten juga memikirkan detik-detik saat ia mencari Naruto dan ketahuan oleh Temari, apakah Temari akan memberitahu Naruto bahwa ia mencarinya. Bisa bisa Naruto kepedean dan dijadikan bahan keisengan untuk menggoda Tenten nanti. Tanpa sadar Tenten menoleh kepada Naruto tapi kemudian yang dia lihat Naruto melihat dirinya entah sudah berapa lama. Tenten mengerjap ngerjapkan matanya siapa tau dia salah lihat Naruto yang menatapnya. Walau sedikit gelap dapat Tenten lihat Naruto benar benar memandang dirinya dengan intens tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun ke sekeliling. Buru-buru Tenten memalingkan wajahnya ke depan.


“Ada apa dengan Naruto? Ke-kenapa dia sangat tampan saat melihatku seperti itu. Ihh apasih yang ada dalam pikiran ku?” kata Tenten dalam hati. “Haruskah aku menoleh lagi ke dia? Nanti kalau dia lihat lagi, aku harus apa?” Tenten berusaha meyakinkan diri untuk kembali melirik Naruto, ia berencana untuk mengatakan bahwa ia ingin berbicara masalah taruhan itu kepada Naruto. Perlahan lahan Tenten memutar kepalanya kearah Naruto. Saat ini Naruto tidak melihatnya lagi, ia sibuk memfokuskan matanya untuk menonton film seram itu. Tenten memandang Naruto dan tiba tiba ia menjadi gugup dan mengurungkan niatnya untuk berbicara pada Naruto. Tidak biasanya ia salah tingkah di depan Naruto seperti ini. Sungguh aneh bantin Tenten. Saat suasana di dalam bioskop sangat mencekam dan terdengar teriakan ketakutan wanita-wanita di sekeliling yang menonton juga, Tenten merasakan tangan kanannya digenggam oleh Naruto. Sangat lembut sampai-sampai Tenten membiarkan cowok di sampingnya itu menggenggam tangannya. Tenten speechles dan kembali melirik Naruto. Naruto masih lurus menatap layar bioskop seperti tidak berdosa sudah menggenggam tangan Tenten tanpa ijin. Tenten salah tingkah tidak tau harus bereaksi seperti apa, dia sangat bingung dan hanya bisa diam. Naruto menggenggam tangannya erat kali ini. Ada rasa menggelitik di dada Tenten, sudah lama dia tidak merasakan sentuhan laki-laki. Terakhir dengan Sasori Senpai tentunya. Wajahnya panas menandakan dia malu, bercampur aduk. Lampu Bioskop menyala menandakan film sudah berakhir, Naruto dan Tenten belum beranjak dari kursi, dengan Naruto yang masih menggenggam tangan Tenten. Beberapa orang melewati mereka berdua untuk segera keluar, Sasuke dan Hinata? Yang Tenten lihat mereka berdua sudah keluar sebelum film berakhir. Tenten masih menunduk malu. Tidak punya kekuatan untuk melepaskan genggaman Naruto atau sekedar bertanya mengapa dia melakukan itu, mungkin Tenten nyaman atau penasaran apa yang akan dilakukan Naruto selanjutnya.


Bioskop sudah sepi. Hanya ada mereka berdua yang duduk di sana dan beberapa orang petugas kebersihan yang sekedar mengecek apakah ada sampah yang dibuang penonton sembarangan. Tanpa menghiraukan mereka, Naruto berbisik kepada Tenten.


“Mau jadi pacarku?”


Tenten cengo menatap Naruto. Ia tidak bisa berkata-kata apalagi. Terlalu terkejut untuk pertanyaan ini. Jantungnya berdegup sangat kencang dan serasa mau copot. Tidak tau harus menjawab apa, Tenten memalingkan mukanya.


“Kalau kau belum siap menjawabnya tidak apa-apa. Akan aku tunggu. Tapi aku berharap kau membalas perasaanku Ten. Saat itu terjadi, aku gak akan melepaskan tangan ini. Melepaskanmu” Tenten masih terdiam. Karena tidak ada jawaban, Naruto melepaskan genggaman tangannya, ia berfikir mungkin saja Tenten tidak nyaman dan belum siap menerima cintanya. Apakah tindakannya terlalu agresif? Sesal Naruto. Bagaimana kalau Tenten tidak mau berbicara padanya setelah ini? Tapi ini waktu yang tepat bagi Naruto mengungkapkan cintanya, cinta yang selama ini ia pendam lama sudah tidak bisa ia tahan lagi. Maka dari itu ia beranikan diri dan memang sudah merencanakannya, perasaannya harus dia sampaikan hari ini juga. Harus. Naruto kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya pada Tenten.


“Yukk. Mungkin Sasuke dan Hinata sudah menunggu kita berdua di luar” ajak Naruto sambil tersenyum pada Tenten. Tenten menengadahkan kepala menatap Naruto yang Tenten lihat entah kenapa ada bunga bermekaran di sekeliling wajah Naruto. Sedetik kemudian Tenten sadar dan melihat uluran tangan Naruto. Apakah Tenten menerima uluran tangannya? Atau sebaliknya, mungkin karena malu ia pergi saja tanpa menerima uluran tangan tersebut? Kita lihat di next chapter yaaaa….. ^_^

.

.

.

To be Continue..


Pic. From Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar